Wahai kaum muslimin,
Allah SWT mewajibkan puasa kepada hamba-Nya yang beriman dan agar supaya mereka
menjadi orang-orang yang bertaqwa, seperti frman-Nya dalam Al-Quran yang artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah :
183)”
Definisi dari kata taqwa
dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu
ketika sahabat Umar RA. Bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? Dia
menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!”
Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku
berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka
demikian pulalah taqwa!”. Jadi taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan
perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri
atau halangan dalam kehidupan.
Allah SWT berfirman dalam
QS. Ali Imron ayat 102 yang Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”
Jadi dimanapun dan
kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita. Taqwa dimana saja memang sulit
untuk dilakukan dan harus usaha yang dilakukan harus ekstra keras. Akan sangat
mudah ketaqwaan itu diraih ketika kita bersama orang lain, tetapi bila tidak
ada orang lain maka maksiyat dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, ketika kita
berkumpul di dalam suatu majelis zikir, pikiran dan pandangan kita akan terjaga
dengan baik. Tetapi ketika kita berjalan sendirian di suatu tempat
perbelanjaan, maka pikiran dan pandangan kita bisa tidak terjaga. Untuk menjaga
ketaqwaan kita dimanapun saja, maka perlunya kita menyadari akan pengawasan
Allah SWT baik secara langsung maupun melalui malaikat-Nya.
Orang yang bertaqwa
sangat mulia kedudukannya di sisi Allah SWT seperti tersebut di dalam Al-Qur’an
yang artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (QS. Al-Hujurat : 13)”
Disamping orang yang
bertaqwa dimuliakan dengan puasa, juga dimuliakan dengan berbagai amal sunah di
bulan Ramadhan. Beramal sunah pada bulan Ramadhan akan diberi pahal seperti
ibadah wajib. Sedangkan beribadah wajib pahalanya akan dilipat gandakan menjadi
70 kali lipat dibanding pada bulan yang lain. Dengan demikian dapat dikatan
bahwa Allah SWT obral pahala pada setiap bulan Ramadhan.
Amalan-amalan di bulan Ramadhan :
1. AMALAN WAJIB,
yaitu :
a. Puasa
Ramadhan.
Amalan
ini tidak boleh ditinggalkan, kecuali bagi orang yang mendapat rukhsah
(keringanan). Rasulullah SAW bersabda :
فِى
الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ
يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ
Artinya : Surga
memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu
Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa” (HR. Bukhari)
Dalam
sebuah hadits lain juga disebutkan :
قَالَ
رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَلْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى
اَرْبَعَةِ نَفَرٍ، تَالِى الْقُرْآنَ وَحَافِظُ اللِّسَانَ وَمُطْعِمُ
الْجِيْعَانَ وَالصَّائِمِيْنَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ.
Artinya : Rasulullah
SAW bersabda, Surga itu rindu kepada emapt golongan, yaitu : pembaca Al-Qur’an,
penjaga lisan, pemberi makan kepada orang yang lapar dan orang-orang yang
berpuasa di bulan Ramadhan. (Al-Hadits)
Rasulullah
SAW juga bersabda :
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ
حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
Artinya : Barang siapa
yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan, niscaya Allah SWT mengharamkan
jasadnya dari Neraka. (Al-Hadits)
Yang
dimaksud senang dengan datangnya dengan bulan Ramadhan disini adalah bukan
senang karena ingin membeli baju baru dan mencari hal-hal yang mahal untuk
menyiapkan hari raya ‘Idul Fitri melainkan ia ingin segera melaksanakan puasa,
shalt tarawih, tadarus Al-Qur’an, Infaq, Shadaqoh, dll.
Rasulullah
SAW juga bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ ،
إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Artinya : Setiap
amalan manusia adalah untuknya. Kecuali amalan puasa itu untuk Allah dan Dia
yang nanti akan membalasnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya
semua amal ibadah anak Adam ialah untuk dirinya sendiri, kecuali ibadah puasa
yang diamalkan untuk Allah SWT, maka Allah-lah yang akan membalasnya. Karena
puasa adalah ibadah yang dilakukan diam-diam, tiada terlihat. Berbeda dangan
ibadah lainnya, maka Allah-lah yang mengetahui dan melihatnya kalau ia
berpuasa.
b. Zakat Fitrah
Zakat
fitrah dikenali juga sebagai zakat badan, zakat puasa, zakat Ramadan, dan zakat
Fitri kerana masa untuk menyempurnakannya adalah pada akhir Ramadan dan
menjelang Hari Raya ‘Idul Fitri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah
ayat 43 yang Artinya :
“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah : 43)”
2. AMALAN SUNAH,
yaitu :
a. Shalat
Tarawih (Shalat
malam)
Rasulullah
SAW bersabda :
مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
Artinya : Barangsiapa
melakukan qiyam (shalat) malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari dan
Muslim)
b. Membaca
Al-Qur’an
Rasulullah
SAW bersabda :
مَنْ
قَرَأَ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ شَفِيْعٌ فِى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لِقَارِئِهِ.
Artinya : Barangsiapa
yang membaca Al-Qur’an, maka sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari
kiamat memberi syafaat kepada pembacanya. (HR. Muslim)
c. Memberi makan
untuk berbuka
Memberi
makanan kepada orang lain untuk berbuka puasa, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ
فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ
أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya : Siapa
memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang
berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun
juga. (HR. Tirmidzi)
d. Meperbanyak
Shadaqah
Menurut
QS. Al-Baqarah ayat 261, bershadaqah (infaq fi sabilillah) pahalanya
dilipatgandakan 700 kali. Kemudian menurut Hadits Rasulullah SAW riwayat Ibnu
Huzaimah, keistimewaan beramal sunah di bulan Ramadhan pahalanya disamakan
dengan pahala ibadah wajib. Jadi kalau bershadaqah di bulan Ramadhan tentu
pahalanya akan lebih banyak lagi. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ”Seutama-utama
shadaqah adalah shadaqah di bulan Ramadhan.”
e. I’tikaf
Secara
bahasa, I’tikaf berarti berhenti sebentar. Adapun menurut syara’ (hukum islam
adalah berhenti atau duduk sebentar di dalam masjid, baik di waktu siang atau
malam dengan niat melakukan ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
f. Berusaha
mencari lailatul qadar dan beribadah pada malam itu
Allah
SWT berfirman yang artinya : “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. (QS. Al-Qadr : 3)”
Dalam
sebuah hadits disebutkan :
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Artinya : Carilah
Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan
Ramadhan. (HR. Ahmad dan Bukhari)
Maka
sangat baik apabila kita mau memperbanyak beribadah pada sepuluh yang akhir
dari bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam yang ganjil yaitu dengan shalat
tarawih, shadaqah, i’tikaf dan ibadah-ibadah lainnya. Karena seperti apa yang
sudah dijelaskan bahwa beribadah pada malam lailatul qadar pahalanya lebih
besar dari pada beribadah selama 1000 bulan.