Jumat, 03 Juli 2015

OBRAL PAHALA DI BULAN RAMADHAN

Wahai kaum muslimin, Allah SWT mewajibkan puasa kepada hamba-Nya yang beriman dan agar supaya mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa, seperti frman-Nya dalam Al-Quran yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah : 183)”
Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika sahabat Umar RA. Bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”. Jadi taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imron ayat 102 yang Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”
Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita. Taqwa dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan harus usaha yang dilakukan harus ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu diraih ketika kita bersama orang lain, tetapi bila tidak ada orang lain maka maksiyat dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul di dalam suatu majelis zikir, pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik. Tetapi ketika kita berjalan sendirian di suatu tempat perbelanjaan, maka pikiran dan pandangan kita bisa tidak terjaga. Untuk menjaga ketaqwaan kita dimanapun saja, maka perlunya kita menyadari akan pengawasan Allah SWT baik secara langsung maupun melalui malaikat-Nya.
Orang yang bertaqwa sangat mulia kedudukannya di sisi Allah SWT seperti tersebut di dalam Al-Qur’an yang artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (QS. Al-Hujurat : 13)”
Disamping orang yang bertaqwa dimuliakan dengan puasa, juga dimuliakan dengan berbagai amal sunah di bulan Ramadhan. Beramal sunah pada bulan Ramadhan akan diberi pahal seperti ibadah wajib. Sedangkan beribadah wajib pahalanya akan dilipat gandakan menjadi 70 kali lipat dibanding pada bulan yang lain. Dengan demikian dapat dikatan bahwa Allah SWT obral pahala pada setiap bulan Ramadhan.

Amalan-amalan di bulan Ramadhan :
1.     AMALAN WAJIB, yaitu :
a.     Puasa Ramadhan.
Amalan ini tidak boleh ditinggalkan, kecuali bagi orang yang mendapat rukhsah (keringanan). Rasulullah SAW bersabda :
فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ
Artinya : Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa” (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits lain juga disebutkan :
قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَلْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى اَرْبَعَةِ نَفَرٍ، تَالِى الْقُرْآنَ وَحَافِظُ اللِّسَانَ وَمُطْعِمُ الْجِيْعَانَ وَالصَّائِمِيْنَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ.
Artinya : Rasulullah SAW bersabda, Surga itu rindu kepada emapt golongan, yaitu : pembaca Al-Qur’an, penjaga lisan, pemberi makan kepada orang yang lapar dan orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. (Al-Hadits)
Rasulullah SAW juga bersabda :
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
Artinya : Barang siapa yang senang dengan datangnya bulan Ramadhan, niscaya Allah SWT mengharamkan jasadnya dari Neraka. (Al-Hadits)
Yang dimaksud senang dengan datangnya dengan bulan Ramadhan disini adalah bukan senang karena ingin membeli baju baru dan mencari hal-hal yang mahal untuk menyiapkan hari raya ‘Idul Fitri melainkan ia ingin segera melaksanakan puasa, shalt tarawih, tadarus Al-Qur’an, Infaq, Shadaqoh, dll.
Rasulullah SAW juga bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ ، إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Artinya : Setiap amalan manusia adalah untuknya. Kecuali amalan puasa itu untuk Allah dan Dia yang nanti akan membalasnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya semua amal ibadah anak Adam ialah untuk dirinya sendiri, kecuali ibadah puasa yang diamalkan untuk Allah SWT, maka Allah-lah yang akan membalasnya. Karena puasa adalah ibadah yang dilakukan diam-diam, tiada terlihat. Berbeda dangan ibadah lainnya, maka Allah-lah yang mengetahui dan melihatnya kalau ia berpuasa.

b.     Zakat Fitrah
Zakat fitrah dikenali juga sebagai zakat badan, zakat puasa, zakat Ramadan, dan zakat Fitri kerana masa untuk menyempurnakannya adalah pada akhir Ramadan dan menjelang Hari Raya ‘Idul Fitri. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 43 yang Artinya : “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah : 43)”

2.     AMALAN SUNAH, yaitu :
a.     Shalat Tarawih (Shalat malam)
Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : Barangsiapa melakukan qiyam (shalat) malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari dan Muslim)

b.     Membaca Al-Qur’an
Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ شَفِيْعٌ فِى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لِقَارِئِهِ.
Artinya : Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an, maka sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya. (HR. Muslim)

c.      Memberi makan untuk berbuka
Memberi makanan kepada orang lain untuk berbuka puasa, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya : Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. (HR. Tirmidzi)

d.     Meperbanyak Shadaqah
Menurut QS. Al-Baqarah ayat 261, bershadaqah (infaq fi sabilillah) pahalanya dilipatgandakan 700 kali. Kemudian menurut Hadits Rasulullah SAW riwayat Ibnu Huzaimah, keistimewaan beramal sunah di bulan Ramadhan pahalanya disamakan dengan pahala ibadah wajib. Jadi kalau bershadaqah di bulan Ramadhan tentu pahalanya akan lebih banyak lagi. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ”Seutama-utama shadaqah adalah shadaqah di bulan Ramadhan.”

e.     I’tikaf
Secara bahasa, I’tikaf berarti berhenti sebentar. Adapun menurut syara’ (hukum islam adalah berhenti atau duduk sebentar di dalam masjid, baik di waktu siang atau malam dengan niat melakukan ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

f.       Berusaha mencari lailatul qadar dan beribadah pada malam itu
Allah SWT berfirman yang artinya : “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadr : 3)”
Dalam sebuah hadits disebutkan :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Artinya : Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan. (HR. Ahmad dan Bukhari)
Maka sangat baik apabila kita mau memperbanyak beribadah pada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam yang ganjil yaitu dengan shalat tarawih, shadaqah, i’tikaf dan ibadah-ibadah lainnya. Karena seperti apa yang sudah dijelaskan bahwa beribadah pada malam lailatul qadar pahalanya lebih besar dari pada beribadah selama 1000 bulan.